Analisis Struktur Tenaga Kerja Sulawesi Selatan dan Indonesia

Assalamu'alaikum. Salam Ekonom Rabbani!
Alhamdulillaah, postingan kembali bertambah. Kali ini materi yang akan kami publikasikan berupa hasil FGD I FoSSEI Sulsel yang bertemakan Agribisnis Syariah.

Pada kesempatan FGD I, kami seluruh KSEI se-Sulsel di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas membahas materi tentang Analisis Struktur Tenaga Kerja Sulawesi Selatan di Indonesia.

Penasaran dengan rangkumnnya, mari kita langsung simak bersama-sama.



Analisis Struktur TK Sulawesi Selatan dan Indonesia

·         Pengumpulan data mengenai komposisi kelompok penduduk, kuantitas dan kualitas pendidikan serta pengalaman TK  Sulawesi Selatan di berbagai bidang
·         Analisis kesiapan TK Sulawesi Selatan memasuki pasar agribisnis




PENDAHULUAN
Letak stategis sumberdaya alam, khususnya yang terbarukan seperti tanah, air, perkebunan atau hutan, dalam perekonomian suatu negara atau khususnya suatu daerah bukanlah suatu hal yang baru. Bahkan tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa perkembangan ilmu ekonomi dan kebijakan pembangunan ekonomi suatu negara pada awalnya berbasis pada sumberdaya alam. Pada era ini, kemakmuran suatu bangsa ditentukan oleh sumberdaya alam yang dimilikannya.
Indonesia merupakan negara yang sejak dulu dikenal sebagai negara agraris menjadikannya salah satu basis utama pengembangan sektor pertanian di Asia. Bentuk wilayah serta kondisi iklim Indonesia memberikan pengaruh penting dalam mendukung kamajuan di sektor ini. Di Indonesia bagian timur khususnya, Provinsi Sulawesi Selatan dengan wilayahnya yang terdiri dari semenanjung yang berbukit-bukit membentang dari bagian utara ke bagian selatan dengan ketinggian antara 500 - 1.000 meter lebih di atas permukaan laut, dan di antara bentangan tersebut terhampar dataran rendah yang terbukti potensial untuk pertanian dan pertambakan. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BPS, terdapat empat sektor utama yang menjadi motor pembuka lapangan pekerjaan yakni sektor pertanian/agribisnis, perdagangan, jasa kemasyarakatan, dan industri. Di antara ke empat sektor tersebut, sektor pertanian/agribisnis merupakan yang paling dominan menyerap tenaga kerja, yakni sebesar 39,96% 
Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pemerintah ataupun swasta untuk menanamkan investasi serta membuka peluang kerja bagi masyarakat agar sama-sama berkontribusi pada sektor unggul ini.

Komposisi Penduduk (Tenaga Kerja) Sulawesi Selatan

                        


Berdasarkan data Badan Pusat Statistika tahun 2011 diketahui jumlah penduduk Sulawesi Selatan sebesar 8.034.776 jiwa dengan komposisi angkatan kerja berjumlah 3.375.498 jiwa atau sekitar 42% dari jumlah penduduk yang ada.  Dari total 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, terdapat tiga daerah yang menjadi penyumbang angkatan kerja terbesar yakni Makassar, Bone dan Gowa (lihat Grafik).


Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan tahun, 2011 – 2013




















Jenis Kegiatan
2011
2012
2013

Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari









1
Penduduk Berumur 15 Tahun
Ke Atas
170.656.139
171.756.077
172.865.970
173.926.703
175.098.712

2
Angkatan Kerja
119.399.375
117.370.485
120.417.046
118.053.110
121.191.712


a.       Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (%)
69,96
68,34
69,66
67,88
69,21


b.   Bekerja
111.281.744
109.670.399
112.802.805
110.808.154
114.021.189


c.   Penganguran Terbuka *)
8.17.631
7.700.086
7.614.241
7.244.956
7.170.523


d.   Tingkat Pengangguran  
       Terbuka (%)
6,80
6,56
6,32
6,14
5,92

3
Bukan Angkatan Kerja
51.256.764
54.385.592
52.448.924
55.873.593
53.907.000


a. Sekolah
13.944.026
13.104.294
14.307.802
14.084.633
14.971.720


b. Mengurus Rumah Tangga
30.005.869
32.890.423
31 447.888
33 628.814
32.185.937


c. Lainnya
7.306.869
8.390.875
6.693.234
8.160.146
6.749.343





















*) Pengangguran Terbuka : Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Merasa Tidak Mungkin
     Mendapat Pekerjaan, Sudah Punya Pekerjaan tetapi belum dimulai

     Sumber :Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, 2012, dan 2013











































Berdasarkan tabel di atas menunjukkan jumlah peningkatan angkatan kerja yang tidak signifikan. Begitupula dengan tingkat pengangguran yang tidak mengalami perubahan yang berarti selama rentang tiga tahun. Padahal jika dilihat potensi lapangan kerja yang yang ada khususnya sektor agribisnis sangatlah menjanjikan seandainya pemerintah dan masyarakat mampu memanfaatkannya.

Analisis Kesiapan Tenaga Kerja Sulawesi Selatan

Lapangan kerja/usaha yang mendominasi pada wilayah kabupaten yaitu sektor pertanian, kehutanan dan  perburuan perikanan, sedangkan di daerah perkotaan seperti 3 kotamadya yang ada didominasi oleh sektor perdagangan besar,  eceran dan rumah makan serta perhotelan (BPS; 2011). Untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi, dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Selatan ditandai dengan masih besarnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian yang produktivitasnya relatif rendah, apalagi melihat kenyataan bahwa sektor pertanian/agribisnis masih bersifat padat karya (labor intensive) dibandingkan padat modal (capital intensive), hal menyebabkan sangat diperlukannya tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi pada sektor ini. Di Provinsi Sulawesi Selatan kondisi tenaga kerja yang tersedia umumnya belum memenuhi tuntutan tenaga kerja yang berkualitas, khususnya dalam sektor ekonomi yang cepat pertumbuhannya. Dengan demikian, untuk mempercepat laju pertumbuhan Provinsi Sulawesi Selatan tantangannya adalah membentuk serta mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang produktif dan berjiwa wiraswasta yang mampu mengisi, menciptakan, dan memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha disamping adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan ekonomi para petani dengan cara pemeberdayaan ekonomi kerakyatan.  
Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata di Sulawesi Selatan relatif rendah dan diperkirakan akan lebih menurun lagi, antara lain disebabkan rendahnya angka kelahiran alami dan tingginya angka migrasi-keluar Sulawesi Selatan. Tingginya migrasi keluar daerah, meskipun mengurangi tekanan akibat pertambahan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan, cenderung akan mengurangi jumlah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan berpendidikan. Hal ini akan memperburuk kondisi sumber daya manusia yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan sehingga menjadi tantangan pula untuk mengembangkan motivasi tenaga muda dan berpendidikan untuk berprakarsa dan berwiraswasta membangun daerah, menciptakan lapangan kerja yang lebih luas, terutama di sektor Agribisnis. Dengan demikian, hal itu akan mengurangi arus urbanisasi dan sekaligus meningkatkan perekonomian daerah.

Hambatan Memasuki Pasar Agribisnis
Disamping kurangnya tenaga kerja yang berkualitas dan terdidik, terdapat kendala lain yang dapat menajdi penghambat perkembangan/pertumbuhan sektor Pertanian/agribisnis, juga dalam upayanya menyerap tenaga kerja :
1.      Lahan yang semakin sempit
Ini disebabkan semakin berkembangnya kehidupan perkotaan yang menuntut pembangunan disan-sini dan mengakibatkan lahan-lahan yang berpotensi sebagai lahan agribisnis semakin hari semakin berkurang.
2.      Kerusakan alam
Hambatan ini disebabkan banyaknya terjadi misal. kebakaran hutan dan penggalian tambang tanpa adanya upaya perbaikan ulang oleh oknim-oknum tertentu.
3.      Lahan pertanian yang umumnya digarap oleh petani miskin.
Merupakan kenyataan yang harus diterima bahwa sebagian besar pertanian kita digarap oleh petani-petani miskin yang bahkan berada di bagian pedesaan yang tidak memperoleh perhatian lebih oleh pemerintah setempat. Hal ini sangatlah penting agar nasib petani menjadi lebih baik.
4.      Mayoritas merupakan petani penggarap, bukan pemilik
Ini merupakan kecendrungan yang terjadi bahwa umumnya masyarakat sering membatasi kemapuannya dengan hanya menjadi penggarap saja, tidak untuk menjadi pemilik sekaligus pengolelola (wirausaha). Hal ini disebabkan anggapan bahwa resiko kembalinya modal sangatlah lama.
5.      Kondisi iklim yang kadang tidak menentu disebabkan pemanasan global

Upaya yang Harus Dilakukan

1.      Propinsi Sulawesi Selatan harus mampu menarik dunia usaha agar menanamkan modal dan untuk mengembangkan potensi berbagai sumber daya pembangunan di propinsi ini. Dengan demikian, Propinsi Sulawesi Selatan dihadapkan pada masalah untuk menciptakan iklim usaha yang menarik bagi investasi masyarakat dan dunia usaha disamping menumbuhkan semangat ber-wirausaha.
2.      Meningkatkan ekonomi petani melalui pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan.
3.      Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan serta pendidikan kepada masyarakat sebagai upaya memenuhi tuntutan kebutuhan akan pasar agribisnis.
4.      Dukungan pemerintah terhadap pengembangan infrastruktur terkait sarana-dan prasarana guna menunjang pertumbuhan agribisnis di Sulsel.
5.      Sinergitas antara LSM, Pemerintah dan masyarakat guna mengawasi distribusi kebijakan yang ada.


Kesimpulan
            Pertanian/agribisnis mempunyai peranan penting dalam pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Melihat potensinya yang begitu besar, sektor ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta sebagai sarana untuk merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Berangkat dari kondisi tersebut perlu disusun suatu kerangka dasar pembangunan pertanian yang kokoh dan tangguh, artinya pembangunan yang dilakukan harus didukung oleh segenap komponen secara dinamis dan mampu mengoptimalkan sumberdaya, tekonogi, modal dan khususnya tenaga kerja yang berkualitas untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.






Daftar Pustaka

Provinsi Sulawesi Selatan. “profil sulawesi selatan”.
11 januari 2014).
SIPID. “Letak Geografis Sulawesi Selatan”.
http://regionalinvestment.com/newsipid/area.php?ia=73&is=32 (diakses tanggal
11 Januari 2014).
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. “Tantangan Dan Peluang Sektor Pertanian Tahun
2013”.http://www.setkab.go.id/artikel-6907-tantangan-dan-peluang-sektor-pertanian-2013.html (diakses tanggal 11 Januari 2014)
Badan Pusat Statistika. Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan tahun, 2011
– 2013”. http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/index. (diakses tanggal 11 Januari 2014).
Kementerian PPN/Bappenas. “Pembangunan Daerah Tingkat I: Sulawesi Selatan”.

This entry was posted in

Leave a Reply

    Blogger news

    Blogroll

    About